Rindu
Di balik tatapan sendu, rindu tersembunyi bagai kunang-kunang dalam kegelapan malam. Bibir kelu, tak kuasa merajut kata. Namun, rindu takkan pernah diam. Ia punya caranya sendiri untuk menjelma.
Jika kata-kata tertahan di ujung lidah, rindu akan menjelma menjadi tindakan. Tindakan kecil, seperti mengantarkan secangkir teh hangat di pagi hari, atau menyelipkan sepucuk surat cinta di bawah bantal. Tindakan-tindakan kecil ini, meski tanpa kata, mampu menyampaikan rindu yang teramat dalam.
Rindu bagaikan pelukis ulung yang mewarnai dunia dengan sapuan cintanya. Ia melukis senyum di bibir, menerangi mata dengan pancaran kebahagiaan, dan menghangatkan hati dengan rasa sayang yang tak terkira.
Jika rindu tak tersampaikan lewat kata, ia akan menjelma menjadi melodi indah yang mengalun di telinga. Melodi yang membawa kenangan indah, membangkitkan rasa rindu yang kian membara.
Rindu bagaikan kupu-kupu yang menari di taman hati, membawa aroma cinta yang memikat dan menenangkan jiwa. Ia membawa kedamaian dan ketenangan, meredakan rasa gelisah dan keraguan.
Jika rindu tak terungkap lewat tatapan mata, ia akan menjelma menjadi sentuhan lembut yang penuh makna. Sentuhan yang menyampaikan rasa sayang, rasa peduli, dan rasa cinta yang tak terhingga.
Rindu bagaikan pelangi yang menghiasi langit setelah hujan, membawa keindahan dan harapan di tengah kesuraman. Ia membangkitkan semangat dan optimisme, menerangi jalan menuju kebahagiaan.
Jika rindu tak diucapkan, ia akan menjelma menjadi pengorbanan yang tulus dan tanpa pamrih. Pengorbanan yang menunjukkan kekuatan cinta yang tak tergoyahkan oleh rintangan dan waktu.
Rindu bagaikan api yang membakar kalbu, namun menghangatkan jiwa. Ia membakar rasa ragu dan cemas, dan menyalakan api cinta yang kian berkobar.
Rindu takkan pernah pudar. Ia akan selalu ada, menemani setiap langkah, dan mewarnai setiap momen dengan rasa cinta yang tulus dan mendalam.
Komentar
Posting Komentar