Langsung ke konten utama

Postingan

Featured Post

Kebutuhan dan Harapan

Postingan terbaru

Kebodohan adalah penyakit menular, pendidikan adalah vaksinnya. Sayangnya....

Kebodohan konon adalah penyakit yang sangat mudah menular. Menular lewat tatapan kosong di angkutan umum, postingan media sosial penuh kesesatan logika, hingga obrolan warung kopi yang lebih seru membahas teori konspirasi alien daripada solusi banjir tahunan.  Tahunan sudah kita saksikan parade ketidaktahuan ini, seolah menjadi festival budaya yang dirayakan dengan penuh semangat tanpa pertanyaan. Pertanyaan kritis dianggap angin lalu, atau lebih buruk lagi, dianggap sebagai serangan pribadi bagi mereka yang sudah nyaman berendam dalam kolam kedangkalan pikiran. Pikiran yang seharusnya diasah malah dibiarkan tumpul, lebih memilih digosok oleh informasi instan sepraktis mie gelas daripada mengunyah data dan fakta yang butuh energi. Energi bangsa terkuras bukan untuk inovasi, tapi untuk klarifikasi hoaks terbaru atau meributkan perbedaan sepele yang dibesar-besarkan oleh buzzer bayaran murah.  Murah memang harga sebuah provokasi di negeri ini, jauh lebih terjangkau dibandingkan ...

Senja Yang Merobek Hati di Tanjung Losa

Debur ombak Tanjung Losa hari ini terasa lebih lirih, seperti bisikan duka yang tak ingin mengganggu sunyi. Namun, justru kelembutannya inilah yang terasa lebih menusuk, merobek perlahan lapisan pertahanan di hatiku. Pasir putih di bawah telapak kakiku terasa begitu halus, mengingatkanku pada sentuhan lembutnya yang kini hanya tinggal kenangan yang menyakitkan. Dinginnya merayapi kulitku, serupa dengan dingin yang kini menetap di ruang hatiku yang ditinggalkan. Aku duduk di atas batu karang yang dulu sering menjadi tempat berbagi cerita dan impian. Laut yang terbentang di hadapanku tampak tenang, namun di kedalamannya, aku merasakan gejolak yang sama dengan badai yang berkecamuk di dalam diriku. Birunya laut, yang dulu selalu kuartikan sebagai keteduhan cintanya, kini hanyalah cermin buram dari kehampaan yang kurasakan. Setiap ombak yang memecah di pantai seolah membawa serpihan-serpihan kenangan bersamamu, menghantamku dengan lembut namun pasti. "Jadi, begini rasanya," bisik...

UJUNG PELANGI DI MATA KAMI

  JUDUL NOVEL: UJUNG PELANGI DI MATA KAMI (Catatan  Sulaiman, anak lembah Tutar yang punya mimpi setinggi langit. ) Kata Pengantar Assalamualaikum wr. wb. Hai semuanya! Gue Sulaiman, salah satu anak dari lembah Tutar yang mungkin nggak pernah kalian dengar sebelumnya. Hidup gue di sini ya gitu-gitu aja, jauh dari keramaian kota. Sekolah, bantu orang tua di sawah, nongkrong sama teman-teman di pinggir sungai. Nggak ada yang spesial, sampai akhirnya datang Pak Arya. Guru baru dari kota yang kehadirannya langsung mengubah hidup gue dan teman-teman. Dia kayak angin segar yang tiba-tiba bertiup di tengah kebosanan kami. Cara dia ngajar beda, semangatnya juga nggak kayak guru-guru lain yang pernah gue kenal. Dia kayak membuka mata kami tentang dunia yang lebih luas, tentang mimpi-mimpi yang selama ini cuma berani kami pendam dalam hati. Di novel ini, gue pengen cerita tentang pengalaman gue dan teman-teman bersama Pak Arya. Tentang bagaimana dia ngajak kami belajar bukan...